Tak
Selezat Daging Durian
Pagi-pagi ibu Ani
berteriak memanggil anaknya dengan lembut,”Risma kemari nak”. Risma bergegas
menghampiri ibunya “ada apa bu ?” jawabnya. Ternyata ibunya memberi kabar baik,
ia berkata “maukah engkau ikut berlibur kerumah tante Ana”. Mendengar hal itu
Risma sangat senang karna pada saat itu adalah musim durian.
Merekapun berangkat
ke Masamba daerah tempat tinggal tante Ana, setelah tiba disana dan mataharipun
mulai hilang mereka beristirahat. Keesokan harinya matahari menampakkan
sinarnya dan kegiatan pun siap dimulai, kagiatan yang paling awal yang mereka
lakukan adalah menunggu durian. Sepupu-sepupu Risma yakni Riska, Ayu, dan Risna pergi menunggu durian dikebun
milik tante Ana.
Perjalanan kekebun
durian tak seenak rasanya, jalanan yang mereka lalui sangat licin dan
berlumpur. Karna licinnya jalanan sehingga sepeda yang mereka kendarai sesekali
terjatuh. Setelah sampai dikebun mereka menuju kerumah-rumah kebun, ditempat itu
mereka menunggu durian yang terjatuh. Namun tak ada satupun durian yang jatuh.
“Ternyata tunggu durian itu tak senikmat rasanya, malahan tunggu durian itu
setajam durinya” menurut pendapat Risma, Risma sudah bosan menunggu durian dan
sudah ingin pulang kerumah tante Ana “aku capek, aku mau pulang”. Rina yang
melihat kebosanan Risma sepupunya mencoba menghibur “Risma, kalau baru satu
kali mencoba apalagi hanya sebentar memang membosankan tetapi pada saat ada
satu buah saja yang jatuh pasti perasaan bosanmu akan berubah menjadi perasaan
seperti selezat daging durian”.
Setelah Rina
berkata begitu, Risma mulai tersenyum dan berkata dengan bercanda “memangnya
perasaan saya buah durian”. Risma dan sepupunya mulai bersemangat menunggu
durian. Tak lama kemudian ada suara durian yang terjatuh, mereka berlari
kesumber suara dan mencari durian yang jatuh itu. Lalu durian itupun ditemukan
oleh Riska anak tante Ana pemilik durian tersebut.
Setelah mendapatkan
durian dan hari mulai gelap merekapun pulang kerumah tante Ana untuk
beristirahat dan yang pastinya makan durian. Dalam perjalanan mereka sesekali
menikmati pemandangan yang indah dengan menggunakan sepeda yang mereka
kendarai. Walaupun badan mereka bau, kotor karna sering terjatuh dari sepeda,
tetapi mereka sangat senang dengan pengalaman itu.
Setelah sampai dirumah, mereka
membersihkan badan.
Orang rumah bertanya “berapa durian
yang kalian bawa pulang”.
Ayu menjawab dengan bercanda,”satu
talaja”
Orang rumah menjawab “banyak juga !”.
Risma dan Risna berkata sambil
tersenyum ”banyak memang bijinya yang didalam”.
Setelah
bercakap-cakap mereka lalu beristirahat sejenak. Tak lama kemudian, waktu makan
malam tiba semua orang berkumpul dimeja makan. Risma melihat durian yang banyak
di dekat meja makan lalu berkata kepada Ayu, Risna dan Riska.
“Ternyata dirumah banyak buah
durian, untuk apa kita pergi menghabiskan waktu seharian dikebun padahal
dirumah banyak durian”,
“iya.....! bikin capek aja” jawab Ayu.
“Betul itu, kita dikerjain” Kata
Risna..........!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar